Search

Selasa, 13 April 2010

Kasus Puja dan Timika Terkesan Dibiarkan

JAYAPURA [PAPOS] - Rentetan peristiwa penembakan di Timika dan Puncak Jaya yang hingga kini pelakunya belum dapat ditangkap oleh aparat kemanan mendapat sorotan dari DPD KNPI Provinis Papua.

Menurut Ketua DPD KNPI Papua, M Rifai Darus, SH dilihat dari aksi-aksi penembakan yang dilakukan orang yang tak dikenal itu, sepertinya ada pembiaran dari jajaran TNI maupun Polri. Dimana selama ini terjadi aksi penembakan terhadap masyarakat sipil maupun kepada aparat keamanan hanya di dua daerah ini.

�Ada kesan kasus penembakan di Puncak Jaya dan Timika dibiarkan, dimana selama ini kasus penembakan hanya terjadi didua wilayah ini tetapi sampai sekarang belum diketahui pelakunya,� katanya saat memberikan keterangan pers di Sekretariat KNPI Papua, Rabu (14/4) kemarin.

Rifai mengungkapkan dari pandangan KNPI, pelaku penembakan didua tempat ini hanya mengatas namakan TPN/OPM atau masyarakat sipil bersenjata, tetapi diduga ada TPN/OPM palsu.

�Sebuah insiden penembakan sifatnya ada kepentingan, kalau bukan mengambil harta rakyat (merampas hasil kebun) berarti merasmpas senjata untuk mengacaukan keamanan di wilayah tersebut, nah ini yang kita tidak tahu dari kelompok mana pelaku ini,� jelasnya.

Kenapa KNPI berpendangan ada pembiaran, menurut Rifai apabila ada satu kejadian penembakan, tetapi pelaku dalam kasus itu tidak diproses hukum, berarti kan dibiarkan.

�Kalau kesan pembiaran memang ada, tapi kesan pemeliharaan, tim kita belum menemukan adanya indikasi itu,� tambah Rifai menjawab pertanyaan wartawan.

Seharusnya, kata Rifai, aparat TNI dan Polri melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat yang kerap terjadi penembakan melalui budaya dan kultur di wilayah tersebut. � Harusnya jajaran TNI dan Polri melakukan pendekatan budaya dan kultur, sehingga dapat cepat mengungkap kasus ini, bukan memakai sepatu boat dan laras panjang,� ujarnya.

Sementara ditempat terpisah Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Drs Agus Rianto saat ditanya soal penembakan Puncak Jaya mengatakan, secara umum pelaku penembakan di Papua lebih menguasai medan yang ada, termasuk penguasaan geografis. Sedangkan Polri mengalami kesulitan karena selain baru tiba, juga harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan lingkungan penugasan.

�Mereka kuasai medan, sementara kita baru tiba didaerah tersebut dan harus lakukan penyesuaian diri. Jadi ini salah satu factor pelaku belum tertangkap,�jelasnya

Disamping itu, terangnya, setiap ada kejadian, pihak kepolisian terus melakukan upaya-upaya pengejaran terhadap para pelaku mengingat kewenangan ada pada institusi Polri. Meski demikian, peran aktif masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda yang ada disekitar lokasi kejadian juga sangat diperlukan untuk mengungkapnya.

Sehingga dengan adanya kerjasama ini, lanjut Kabid Agus Rianto, secara perlahan-lahan Papua menjadi wilayah yang aman, damai dan aktifitas masyarakat lancar walaupun dikategorikan tidak aman dibanding dengan daerah lain. �Kasus diwilayah ini sama dengan daerah lainnya, tapi kualitasnya cukup tinggi,� tuturnya.

Kabid Humas mengungkapkan bahwa pihak kepolisian akan sulit mengungkap kasus ini bila tidak ada dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama, bila pelaku sudah membaur dalam lingkungan masyarakat.

�Kita harap masyarakat mau bekerjsama dengan memberikan informasi bila ada warga yang terlibat dalam kasus ini, sehingga cepat terungkap," tuturnya. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Ads Banner

 

Resources

Site Info

My Blog List

About this blog

Followers

Papua Posts Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template