Search

Rabu, 14 April 2010

Kelompok Penyerang Sulit Ditangkap

JAYAPURA [PAPOS]- Pelaku penembakan terhadap karyawan PT Modern di Desa Kalome, Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya yang dilakukan kelompok sipil bersenjata menyebab 3 orang meninggal dan dua luka parah serta merusak alat-alat dan 4 kendaran, Senin (14/4) lalu sampai kemarin belum ditemukan walaupun aparat kepolisian berusaha untuk melakukan pengejaran.

Direktur Reserse dan Kriminal Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Pietrus Waine SH.M.Hum saat ditemui di Mapolda Papua, Kamis (15/4) mengungkapkan, pelaku penembakan di Distrik Mewoluk, Punvak Jaya merupakan suatu perbuatan tindak pidana oleh kelompok kejahatan kriminal.

Namun sampai kemarin pihak Kepolisian belum bisa mengidentifikasi pelaku-pelaku penembakan tersebut, karena sangat mempengaruhi alam dan lingkungan serta situasi di daerah tersebut tidak bersahabat sehingga sulit untuk mengungkapkan pelakunya.

Dirreskrim menambahkan, aparat kepolisian akan terus melakukan upaya penyelidikan dan pengembangan atas kasus yang menewaskan 3 orang itu dan merugikan milyaran rupiah itu.

“ Kalau kita mengarah kepada kelompok-kelompok tertentu belum bisa karena, kita harus menguraikan dari modusnya atas penembakan dan kejadiannya,” tutur Dirreskrim.

Perlu dianalisa cara penembakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kejahatan criminal dan saat ini pihak kepolisian masih terus menganalisa dan melakukan penyilidikan lebih lanjut untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu

Ketika ditanya kemungkinan ada berapa orang pelaku penembakan itu.? Dirreskrim mengatakan, sampai saat ini belum bisa diketahui dan belum bisa dipastikan, masih dimintai keterangan saksi-saksi termasuk korban. “ Kita sudah mainta keterangan saksi sebanyak 4 orang termasuk korban,” katanya seraya menambahkan, yang jelas kelompok-kelompok kriminal bersenjata itu harus kita kejar/telusuri dan selidiki secara berlanjut. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos  
Jumat, 16 April 2010 00:00



Kelompok Penyerang Sulit Ditangkap

JAYAPURA [PAPOS]- Pelaku penembakan terhadap karyawan PT Modern di Desa Kalome, Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya yang dilakukan kelompok sipil bersenjata menyebab 3 orang meninggal dan dua luka parah serta merusak alat-alat dan 4 kendaran, Senin (14/4) lalu sampai kemarin belum ditemukan walaupun aparat kepolisian berusaha untuk melakukan pengejaran.

Direktur Reserse dan Kriminal Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Pietrus Waine SH.M.Hum saat ditemui di Mapolda Papua, Kamis (15/4) mengungkapkan, pelaku penembakan di Distrik Mewoluk, Punvak Jaya merupakan suatu perbuatan tindak pidana oleh kelompok kejahatan kriminal.

Namun sampai kemarin pihak Kepolisian belum bisa mengidentifikasi pelaku-pelaku penembakan tersebut, karena sangat mempengaruhi alam dan lingkungan serta situasi di daerah tersebut tidak bersahabat sehingga sulit untuk mengungkapkan pelakunya.

Dirreskrim menambahkan, aparat kepolisian akan terus melakukan upaya penyelidikan dan pengembangan atas kasus yang menewaskan 3 orang itu dan merugikan milyaran rupiah itu.

� Kalau kita mengarah kepada kelompok-kelompok tertentu belum bisa karena, kita harus menguraikan dari modusnya atas penembakan dan kejadiannya,� tutur Dirreskrim.

Perlu dianalisa cara penembakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kejahatan criminal dan saat ini pihak kepolisian masih terus menganalisa dan melakukan penyilidikan lebih lanjut untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu

Ketika ditanya kemungkinan ada berapa orang pelaku penembakan itu.? Dirreskrim mengatakan, sampai saat ini belum bisa diketahui dan belum bisa dipastikan, masih dimintai keterangan saksi-saksi termasuk korban. � Kita sudah mainta keterangan saksi sebanyak 4 orang termasuk korban,� katanya seraya menambahkan, yang jelas kelompok-kelompok kriminal bersenjata itu harus kita kejar/telusuri dan selidiki secara berlanjut. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos  
Jumat, 16 April 2010 00:00



Selasa, 13 April 2010

Kwamki Lama Kembali Mencekam

TIMIKA [PAPOS]- Situasi kamtibmas di Kwamki Lama, Timika Papua, kembali mencekam menyusul ditemukannya warga "kelompok atas" bernama Kalelo Kogoya dengan 20 anak panah yang masih tertancap di tubuhnya di selokan ruas jalan Timika-Kwamki Lama,Rabu .

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum diserang dengan anak panah, korban sedang dalam perjalanan dari Timika ke Kwamki Lama dengan menumpang ojek.

Untuk menuju ke rumahnya di Jalan Ale-ale Kampung Karang Senang-SP3, korban harus melintas di kawasan "kelompok bawah "(Tuni Kama). Setiba di dekat gedung SDI Kwamki I, korban bersama kendaraan ojek yang ia tumpangi diserang oleh sejumlah warga "kelompok bawah" dengan menggunakan panah.

Lantaran mendapat serangan bertubi-tubi, korban akhirnya terjatuh dengan 20 anak panah tertancap di perut, dada dan punggung. Anggota Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang tiba beberapa saat kemudian di Kwamki Lama lalu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat pertolongan medis. Korban dilaporkan saat ini masih dalam kondisi kritis di RSMM Timika.

Setelah mengevakuasi korban, aparat kepolisian menyisir rumah-rumah warga Kwamki Lama dan menemukan busur serta anak panah di salah satu rumah warga kelompok atas (Jalan Mambruk II). Peristiwa penyerangan terhadap Kalelo Kogoya itu merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada Senin (12/4) .

Saat itu, dua kelompok warga di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang menggunakan panah yang mengakibatkan dua warga yaitu Bennus Alom dan Simeon Ngomal terluka.

Usai terlibat aksi saling serang, warga kedua kelompok kabur ke arah hutan di sekitar Kwamki Lama untuk menghindari razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Aksi saling serang antara dua kelompok warga di Kwamki Lama itu terjadi sejak awal Januari dan hingga kini konflik yang bersifat sporadis terus berlangsung di wilayah yang dianggap rawan "perang suku" itu. [bel/ant]

Ditulis oleh Bel/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kwamki Lama Kembali Mencekam

TIMIKA [PAPOS]- Situasi kamtibmas di Kwamki Lama, Timika Papua, kembali mencekam menyusul ditemukannya warga "kelompok atas" bernama Kalelo Kogoya dengan 20 anak panah yang masih tertancap di tubuhnya di selokan ruas jalan Timika-Kwamki Lama,Rabu .

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum diserang dengan anak panah, korban sedang dalam perjalanan dari Timika ke Kwamki Lama dengan menumpang ojek.

Untuk menuju ke rumahnya di Jalan Ale-ale Kampung Karang Senang-SP3, korban harus melintas di kawasan "kelompok bawah "(Tuni Kama). Setiba di dekat gedung SDI Kwamki I, korban bersama kendaraan ojek yang ia tumpangi diserang oleh sejumlah warga "kelompok bawah" dengan menggunakan panah.

Lantaran mendapat serangan bertubi-tubi, korban akhirnya terjatuh dengan 20 anak panah tertancap di perut, dada dan punggung. Anggota Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang tiba beberapa saat kemudian di Kwamki Lama lalu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat pertolongan medis. Korban dilaporkan saat ini masih dalam kondisi kritis di RSMM Timika.

Setelah mengevakuasi korban, aparat kepolisian menyisir rumah-rumah warga Kwamki Lama dan menemukan busur serta anak panah di salah satu rumah warga kelompok atas (Jalan Mambruk II). Peristiwa penyerangan terhadap Kalelo Kogoya itu merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada Senin (12/4) .

Saat itu, dua kelompok warga di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang menggunakan panah yang mengakibatkan dua warga yaitu Bennus Alom dan Simeon Ngomal terluka.

Usai terlibat aksi saling serang, warga kedua kelompok kabur ke arah hutan di sekitar Kwamki Lama untuk menghindari razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Aksi saling serang antara dua kelompok warga di Kwamki Lama itu terjadi sejak awal Januari dan hingga kini konflik yang bersifat sporadis terus berlangsung di wilayah yang dianggap rawan "perang suku" itu. [bel/ant]

Ditulis oleh Bel/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kasus Puja dan Timika Terkesan Dibiarkan

JAYAPURA [PAPOS] - Rentetan peristiwa penembakan di Timika dan Puncak Jaya yang hingga kini pelakunya belum dapat ditangkap oleh aparat kemanan mendapat sorotan dari DPD KNPI Provinis Papua.

Menurut Ketua DPD KNPI Papua, M Rifai Darus, SH dilihat dari aksi-aksi penembakan yang dilakukan orang yang tak dikenal itu, sepertinya ada pembiaran dari jajaran TNI maupun Polri. Dimana selama ini terjadi aksi penembakan terhadap masyarakat sipil maupun kepada aparat keamanan hanya di dua daerah ini.

“Ada kesan kasus penembakan di Puncak Jaya dan Timika dibiarkan, dimana selama ini kasus penembakan hanya terjadi didua wilayah ini tetapi sampai sekarang belum diketahui pelakunya,” katanya saat memberikan keterangan pers di Sekretariat KNPI Papua, Rabu (14/4) kemarin.

Rifai mengungkapkan dari pandangan KNPI, pelaku penembakan didua tempat ini hanya mengatas namakan TPN/OPM atau masyarakat sipil bersenjata, tetapi diduga ada TPN/OPM palsu.

“Sebuah insiden penembakan sifatnya ada kepentingan, kalau bukan mengambil harta rakyat (merampas hasil kebun) berarti merasmpas senjata untuk mengacaukan keamanan di wilayah tersebut, nah ini yang kita tidak tahu dari kelompok mana pelaku ini,” jelasnya.

Kenapa KNPI berpendangan ada pembiaran, menurut Rifai apabila ada satu kejadian penembakan, tetapi pelaku dalam kasus itu tidak diproses hukum, berarti kan dibiarkan.

“Kalau kesan pembiaran memang ada, tapi kesan pemeliharaan, tim kita belum menemukan adanya indikasi itu,” tambah Rifai menjawab pertanyaan wartawan.

Seharusnya, kata Rifai, aparat TNI dan Polri melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat yang kerap terjadi penembakan melalui budaya dan kultur di wilayah tersebut. “ Harusnya jajaran TNI dan Polri melakukan pendekatan budaya dan kultur, sehingga dapat cepat mengungkap kasus ini, bukan memakai sepatu boat dan laras panjang,” ujarnya.

Sementara ditempat terpisah Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Drs Agus Rianto saat ditanya soal penembakan Puncak Jaya mengatakan, secara umum pelaku penembakan di Papua lebih menguasai medan yang ada, termasuk penguasaan geografis. Sedangkan Polri mengalami kesulitan karena selain baru tiba, juga harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan lingkungan penugasan.

“Mereka kuasai medan, sementara kita baru tiba didaerah tersebut dan harus lakukan penyesuaian diri. Jadi ini salah satu factor pelaku belum tertangkap,”jelasnya

Disamping itu, terangnya, setiap ada kejadian, pihak kepolisian terus melakukan upaya-upaya pengejaran terhadap para pelaku mengingat kewenangan ada pada institusi Polri. Meski demikian, peran aktif masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda yang ada disekitar lokasi kejadian juga sangat diperlukan untuk mengungkapnya.

Sehingga dengan adanya kerjasama ini, lanjut Kabid Agus Rianto, secara perlahan-lahan Papua menjadi wilayah yang aman, damai dan aktifitas masyarakat lancar walaupun dikategorikan tidak aman dibanding dengan daerah lain. “Kasus diwilayah ini sama dengan daerah lainnya, tapi kualitasnya cukup tinggi,” tuturnya.

Kabid Humas mengungkapkan bahwa pihak kepolisian akan sulit mengungkap kasus ini bila tidak ada dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama, bila pelaku sudah membaur dalam lingkungan masyarakat.

“Kita harap masyarakat mau bekerjsama dengan memberikan informasi bila ada warga yang terlibat dalam kasus ini, sehingga cepat terungkap," tuturnya. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Diduga Pelaku Penembakan Kelompok Marenggeng

Jayapura [PAPOS] - Pelaku penembakan terhadap para karyawan PT Modern di kampung Mewulok, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, diduga berasal dari kelompok OPM pimpinan Marenggeng.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Alek Korwa ketika dihubungi, Rabu pagi, mengakui, kelompok bersenjata yang menyerang diduga berasal dari kelompok OPM pimpinan Marenggeng, yang pada saat itu membawa empat pucuk senjata api, diantaranya jenis AK. Namun pihaknya belum dapat memastikan jenis senjata yang dibawa kelompok itu saat menyerang. Selain membawa empat pucuk senjata, dari keterangan yang diberikan korban yang berhasil selamat terungkap anggota OPM itu membawa sejumlah senjata tajam tradisional seperti kapak, parang dan panah. AKBP Korwa mengakui, saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut. Ketika ditanya tentang nasib lima karyawan yang juga penduduk setempat, AKBP Korwa mengatakan, dirinya memperkirakan mereka selamat.

"Kemungkinan besar mereka selamat, apalagi kelimanya adalah warga masyarakat setempat," ungkap Kapolres AKBP Alek Korwa.

Sementara itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Kombes Pol. Drs Agus Rianto saat ditemui wartawan Rabu (15/4) kemarin, mengunkapkan pelaku penembakan diduga gerombolan bersenjata kelompok Marenggeng.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan awal diduga kuat pelaku penyerangan lebih dari 4 orang, namun pihaknya akan terus mengembangkan dugaan ini dengan memeriksa saksi-saksi lainnya.

Disinggung soal motif pelaku penembakan, Kabid Humas menegaskan sampai saat ini belum mengetahui motif maupun latar belakang penyerangan tersebut yang dilakukan para pelaku. Masih terus dimintai keterangan saksi-saksi.

� Kita belum tahu motif penyerangan ini, karena pelaku belum tertangkap dan kita belum tahu pasti siapa pelakunya, walaupun ciri-ciri sudah teridentifikasi,� ungkapnya.

Sementara itu, dari hasil olah TKP oleh tim gabungan Polres Puncak Jaya, kata Kabid Agus, telah ditemukan beberapa selongsong peluru milik pelaku yang rencananya akan dikirim ke Laboratorium Forensik guna memastikan jenis senjata yang digunkan.

�Tim gabungan sudah melakukan olah TKP dan menemukan beberapa selongsong dan akan kita kirim ke Labfor supaya tahu jenis senjata mereka, termasuk proyektil yang bersarang ditubuh korban,�katanya

Pihaknya mengakui, sulitnya medan menjadi kendala bagi aparat kepolisian untuk bergerak cepat ke lokasi kejadian, apalagi lokasi penyerangan karyawan PT Modern ini jauh dari kota, sehingga perlu kewaspadaan dalam pengejaran pelaku.

� TKP ini berbeda dengan daerah lain dan berada di hutan lebat, sehingga menyulitkan aparat untuk segera ke lokasi, disamping itu kita juga perlu ekstra hati-hati dalam mengejar pelaku,�ujarnya

Kabid menambahkan, hingga saat ini aparat kepolisian terus melakukan patroli dilokasi kejadian, sementara kendaraan dan alat berat milik PT Modern yang dibakar belum bisa dievakuasi.

�Rencanya tim gabungan Polres Puncak Jaya akan melakukan olah TKP ulang dengan diimbangi patroli rutin, apalagi alat berat milik PT Modern yang dibakar belum bisa dievakuasi. Namun situasi sudah kondusif,�imbuhnya [loy/ant]

Ditulis oleh Loy/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Korban Penembakan Di Puja Tiba Di RSUD Dok II

JAYAPURA [PAPOS] � Korban penembakan bernama Painglot Sirait di Kabupaten Puncak Jaya, Distrik Mewoluk, Selasa (13/4) lalu tiba di RSUD Dok II Jayapura, Rabu (15/4) kemarin sekitar pukul 12.00 Wit, untuk di lakukan Operasi atas peluru yang terkena di dalam tubuh korban.

Setibanya di RSUD Dok II Jayapura, langsung masuk dalam ruangan Observasi untuk mengambil keterangan korban atas peristiwa yang di alaminya.

Menurut keterangan kakak korban bernama Rudi Sirait mengatakan, kini korban sudah berada di Rumah Sakit Dok II untuk dilakukan operasi, hanya saja korban menyampaiakan keluhannya bahwa seluruh tubuhnya mengalami sakit bahkan tidak bisa menahan luka yang di alaminya.

� Saya hanya mendengar bahwa dia tidak bisa menahan atas sakit yang dialaminya, bahkan peluru masih ada tinggal dibagian perut dan paha korban membuat dia terasa panas,� ujar Rudi kepada wartawan saat di temui didepan RSUD Dok II, usai mengantar korban di ruang Obsevasi.

Rudi mengungkapkan, mengenai operasi terhadap korban rencana akan dilakukan kemarin dan persiapannya sudah di lakukan tinggal menunggu bagaimana hasil operasinya.

Ditanya soal peluru dan luka yang dalam tubuh korban, Rudi menjelaskan, peluru didalam tubuh korban belum diketahui jelas, hanya saja dari pembicaraan korban mengatakan bahwa diperutnya sebelah kanan ada peluru dan dibagian paha kanan terdapat dua peluru serta mengalami luka-luka di bagian tangan korban.

� Dia tidak bisa bergerak, kalo bergerak terasa sakit, kita tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menyerahkan kepada Dokter dan yang di atas agar korban bisa pulih kembali,� ujar Rudi.

Selain korban kritis, dua karyawan PT.Modern yang selamat yakni Sonny dan Agus Demey juga dievakuasi ke Jayapura. (ant/loi]

Ditulis oleh Loy/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kwamki Lama Kembali Mencekam

TIMIKA [PAPOS]- Situasi kamtibmas di Kwamki Lama, Timika Papua, kembali mencekam menyusul ditemukannya warga "kelompok atas" bernama Kalelo Kogoya dengan 20 anak panah yang masih tertancap di tubuhnya di selokan ruas jalan Timika-Kwamki Lama,Rabu .

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum diserang dengan anak panah, korban sedang dalam perjalanan dari Timika ke Kwamki Lama dengan menumpang ojek.

Untuk menuju ke rumahnya di Jalan Ale-ale Kampung Karang Senang-SP3, korban harus melintas di kawasan "kelompok bawah "(Tuni Kama). Setiba di dekat gedung SDI Kwamki I, korban bersama kendaraan ojek yang ia tumpangi diserang oleh sejumlah warga "kelompok bawah" dengan menggunakan panah.

Lantaran mendapat serangan bertubi-tubi, korban akhirnya terjatuh dengan 20 anak panah tertancap di perut, dada dan punggung. Anggota Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang tiba beberapa saat kemudian di Kwamki Lama lalu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat pertolongan medis. Korban dilaporkan saat ini masih dalam kondisi kritis di RSMM Timika.

Setelah mengevakuasi korban, aparat kepolisian menyisir rumah-rumah warga Kwamki Lama dan menemukan busur serta anak panah di salah satu rumah warga kelompok atas (Jalan Mambruk II). Peristiwa penyerangan terhadap Kalelo Kogoya itu merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada Senin (12/4) .

Saat itu, dua kelompok warga di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang menggunakan panah yang mengakibatkan dua warga yaitu Bennus Alom dan Simeon Ngomal terluka.

Usai terlibat aksi saling serang, warga kedua kelompok kabur ke arah hutan di sekitar Kwamki Lama untuk menghindari razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Aksi saling serang antara dua kelompok warga di Kwamki Lama itu terjadi sejak awal Januari dan hingga kini konflik yang bersifat sporadis terus berlangsung di wilayah yang dianggap rawan "perang suku" itu. [bel/ant]

Ditulis oleh Bel/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kwamki Lama Kembali Mencekam

TIMIKA [PAPOS]- Situasi kamtibmas di Kwamki Lama, Timika Papua, kembali mencekam menyusul ditemukannya warga "kelompok atas" bernama Kalelo Kogoya dengan 20 anak panah yang masih tertancap di tubuhnya di selokan ruas jalan Timika-Kwamki Lama,Rabu .

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum diserang dengan anak panah, korban sedang dalam perjalanan dari Timika ke Kwamki Lama dengan menumpang ojek.

Untuk menuju ke rumahnya di Jalan Ale-ale Kampung Karang Senang-SP3, korban harus melintas di kawasan "kelompok bawah "(Tuni Kama). Setiba di dekat gedung SDI Kwamki I, korban bersama kendaraan ojek yang ia tumpangi diserang oleh sejumlah warga "kelompok bawah" dengan menggunakan panah.

Lantaran mendapat serangan bertubi-tubi, korban akhirnya terjatuh dengan 20 anak panah tertancap di perut, dada dan punggung. Anggota Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang tiba beberapa saat kemudian di Kwamki Lama lalu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat pertolongan medis. Korban dilaporkan saat ini masih dalam kondisi kritis di RSMM Timika.

Setelah mengevakuasi korban, aparat kepolisian menyisir rumah-rumah warga Kwamki Lama dan menemukan busur serta anak panah di salah satu rumah warga kelompok atas (Jalan Mambruk II). Peristiwa penyerangan terhadap Kalelo Kogoya itu merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada Senin (12/4) .

Saat itu, dua kelompok warga di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang menggunakan panah yang mengakibatkan dua warga yaitu Bennus Alom dan Simeon Ngomal terluka.

Usai terlibat aksi saling serang, warga kedua kelompok kabur ke arah hutan di sekitar Kwamki Lama untuk menghindari razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Aksi saling serang antara dua kelompok warga di Kwamki Lama itu terjadi sejak awal Januari dan hingga kini konflik yang bersifat sporadis terus berlangsung di wilayah yang dianggap rawan "perang suku" itu. [bel/ant]

Ditulis oleh Bel/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kwamki Lama Kembali Mencekam

TIMIKA [PAPOS]- Situasi kamtibmas di Kwamki Lama, Timika Papua, kembali mencekam menyusul ditemukannya warga "kelompok atas" bernama Kalelo Kogoya dengan 20 anak panah yang masih tertancap di tubuhnya di selokan ruas jalan Timika-Kwamki Lama,Rabu .

Sumber di lokasi kejadian menyebutkan, sebelum diserang dengan anak panah, korban sedang dalam perjalanan dari Timika ke Kwamki Lama dengan menumpang ojek.

Untuk menuju ke rumahnya di Jalan Ale-ale Kampung Karang Senang-SP3, korban harus melintas di kawasan "kelompok bawah "(Tuni Kama). Setiba di dekat gedung SDI Kwamki I, korban bersama kendaraan ojek yang ia tumpangi diserang oleh sejumlah warga "kelompok bawah" dengan menggunakan panah.

Lantaran mendapat serangan bertubi-tubi, korban akhirnya terjatuh dengan 20 anak panah tertancap di perut, dada dan punggung. Anggota Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika dan Polsek Mimika Baru yang tiba beberapa saat kemudian di Kwamki Lama lalu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat pertolongan medis. Korban dilaporkan saat ini masih dalam kondisi kritis di RSMM Timika.

Setelah mengevakuasi korban, aparat kepolisian menyisir rumah-rumah warga Kwamki Lama dan menemukan busur serta anak panah di salah satu rumah warga kelompok atas (Jalan Mambruk II). Peristiwa penyerangan terhadap Kalelo Kogoya itu merupakan lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada Senin (12/4) .

Saat itu, dua kelompok warga di Kwamki Lama terlibat aksi saling serang menggunakan panah yang mengakibatkan dua warga yaitu Bennus Alom dan Simeon Ngomal terluka.

Usai terlibat aksi saling serang, warga kedua kelompok kabur ke arah hutan di sekitar Kwamki Lama untuk menghindari razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Aksi saling serang antara dua kelompok warga di Kwamki Lama itu terjadi sejak awal Januari dan hingga kini konflik yang bersifat sporadis terus berlangsung di wilayah yang dianggap rawan "perang suku" itu. [bel/ant]

Ditulis oleh Bel/Ant/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Kasus Puja dan Timika Terkesan Dibiarkan

JAYAPURA [PAPOS] - Rentetan peristiwa penembakan di Timika dan Puncak Jaya yang hingga kini pelakunya belum dapat ditangkap oleh aparat kemanan mendapat sorotan dari DPD KNPI Provinis Papua.

Menurut Ketua DPD KNPI Papua, M Rifai Darus, SH dilihat dari aksi-aksi penembakan yang dilakukan orang yang tak dikenal itu, sepertinya ada pembiaran dari jajaran TNI maupun Polri. Dimana selama ini terjadi aksi penembakan terhadap masyarakat sipil maupun kepada aparat keamanan hanya di dua daerah ini.

�Ada kesan kasus penembakan di Puncak Jaya dan Timika dibiarkan, dimana selama ini kasus penembakan hanya terjadi didua wilayah ini tetapi sampai sekarang belum diketahui pelakunya,� katanya saat memberikan keterangan pers di Sekretariat KNPI Papua, Rabu (14/4) kemarin.

Rifai mengungkapkan dari pandangan KNPI, pelaku penembakan didua tempat ini hanya mengatas namakan TPN/OPM atau masyarakat sipil bersenjata, tetapi diduga ada TPN/OPM palsu.

�Sebuah insiden penembakan sifatnya ada kepentingan, kalau bukan mengambil harta rakyat (merampas hasil kebun) berarti merasmpas senjata untuk mengacaukan keamanan di wilayah tersebut, nah ini yang kita tidak tahu dari kelompok mana pelaku ini,� jelasnya.

Kenapa KNPI berpendangan ada pembiaran, menurut Rifai apabila ada satu kejadian penembakan, tetapi pelaku dalam kasus itu tidak diproses hukum, berarti kan dibiarkan.

�Kalau kesan pembiaran memang ada, tapi kesan pemeliharaan, tim kita belum menemukan adanya indikasi itu,� tambah Rifai menjawab pertanyaan wartawan.

Seharusnya, kata Rifai, aparat TNI dan Polri melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat yang kerap terjadi penembakan melalui budaya dan kultur di wilayah tersebut. � Harusnya jajaran TNI dan Polri melakukan pendekatan budaya dan kultur, sehingga dapat cepat mengungkap kasus ini, bukan memakai sepatu boat dan laras panjang,� ujarnya.

Sementara ditempat terpisah Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Drs Agus Rianto saat ditanya soal penembakan Puncak Jaya mengatakan, secara umum pelaku penembakan di Papua lebih menguasai medan yang ada, termasuk penguasaan geografis. Sedangkan Polri mengalami kesulitan karena selain baru tiba, juga harus menyesuaikan terlebih dahulu dengan lingkungan penugasan.

�Mereka kuasai medan, sementara kita baru tiba didaerah tersebut dan harus lakukan penyesuaian diri. Jadi ini salah satu factor pelaku belum tertangkap,�jelasnya

Disamping itu, terangnya, setiap ada kejadian, pihak kepolisian terus melakukan upaya-upaya pengejaran terhadap para pelaku mengingat kewenangan ada pada institusi Polri. Meski demikian, peran aktif masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda yang ada disekitar lokasi kejadian juga sangat diperlukan untuk mengungkapnya.

Sehingga dengan adanya kerjasama ini, lanjut Kabid Agus Rianto, secara perlahan-lahan Papua menjadi wilayah yang aman, damai dan aktifitas masyarakat lancar walaupun dikategorikan tidak aman dibanding dengan daerah lain. �Kasus diwilayah ini sama dengan daerah lainnya, tapi kualitasnya cukup tinggi,� tuturnya.

Kabid Humas mengungkapkan bahwa pihak kepolisian akan sulit mengungkap kasus ini bila tidak ada dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama, bila pelaku sudah membaur dalam lingkungan masyarakat.

�Kita harap masyarakat mau bekerjsama dengan memberikan informasi bila ada warga yang terlibat dalam kasus ini, sehingga cepat terungkap," tuturnya. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos      
Kamis, 15 April 2010 00:00



Senin, 12 April 2010

Selamat Tinggal Jayapura, Selamat Datang Port Numbay

Tahukan anda bahwasanya Kota Jayapura telah berganti nama menjadi kota Port Numbay? YaKota Jayapura Ibukota Papuatelah berganti nama menjadi Port Numbay. Provinsi Irian Jayamenjadi Provinsi Papua, KotaJayapura sendiri berubah menjadi Port Numbay, apakah ada agenda tersembunyi dibalik itu semua?

Kalau asal kata Irian dari nama Provinsi Irian Jaya, mengandung arti sebagai berikut Ikut RepublikIndonesia Anti Nederland, semoga perubahan nama Provinsi bukan melupakan makna sejarah Pembebasan Irian Barat yang telah ditebus dengan Darah, Keringat dan Air Mata. Adapun Kota Jayapura alias Port Numbay, memang telah berkali-kali mengalami perubahan nama hanya dalam kurun waktu 100 tahun terakhir.

Numbai �> Hollandia �>Kotabaru �> Soekarnopura �>Jayapura �> Port Numbay(sekarang ini)

Mungkin bagi beberapa orang hanya akan sekedar melihat, �Ohh hanya berubah kembalo ke nama aslinya. Numbai ke Port Numbay�. Namun perhatikan sekali lagi darimana dan kenapa kata �Port� itu muncul. Kota yang telah memiliki sejarah panjang, namun pada perubahan namanya tiba-tiba memunculkan kata Port. Orang Indonesia asli jarang sekali bisa melafalkan kata �Port� ini dengan benar dan seringkali terdengar menjadi Pot. Lihat fakta berikut, Ibu Kota Negara TetanggaIndonesia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua, yaitu Papua New Guenia, beribukota di Port Moresby. Sementara penamaan kata Portpada Kota Port Moresbydilakukan oleh orang Inggris, yaitu Kapten Mooresby. Orang asli PNG lebih sering menyebut Ibukota mereka dengan �Pot Mosbi�. Penggunaan kata Portuntuk nama kota sering ditemui pada kota-kota di wilayah persemakmuran Inggris. Contohnya :

  • Port Moresby (Papua New Guinea)
  • Port Klang (Malaysia)
  • Port Harcourt (Nigeria)
  • Port Elizabeth (Afrika Selatan)
  • Port Lincoln (Autralia)
  • dan yang terbaru�.
  • Port Numbay (Indonesia) ??????

Apakah Kita harus mengucapkan Selamat Datang kepada Persemakmuran Inggris? Baru Pertama Kali ini sejak Kemerdekan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 ada nama kota di Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris tanpa serapan sama sekali.

Atau malah suatu saat nanti memang akan dideklarasikanGreat New Guinea, gabungan dari Provinsi Papua dan Papua New Guinea?

Ngomong-ngomong, jangan-jangan PERSIPURA Jayapura berubah nama jadi PERSIleBAYPort Numbay

NKRI adalah HARGA MATI



Cari Blog Ini

Ads Banner

 

Resources

Site Info

My Blog List

About this blog

Followers

Papua Posts Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template