Search

Rabu, 21 April 2010

Minta Pelaku Dikejar

Salah seorang moderator keluarga korban Yelimus Ramandei dan Hans Saftia saat menunjukan foto Yelimus Ramandei bersama gerombolan bersenjata di Lokasi Kerja di Puncak JayaJAYAPURA [PAPOS]- Kasus penembakan terhadap karyawan PT. Modern di Distrik Newoluk Kabupaten Puncak Jaya tanggal 13 April lalu yang menewaskan dua anak Papua yakni Yelimus Ramandei dan Hans Saftia sampai saat ini masih misteri bagi keluarga, sehingga siapa pelakuknya supaya diungkap dan dikejar.

Keluarga korban Yelimus Ramandei dan Hans Saftia menilai kasus penembakan terhadap kedua saudaranya itu penuh dengan tanda tanya, sehingga pihak keluarga meminta agar apara kepolisian untuk menyelidik kasus tersebut dan mengungkapkan siapa pelakunya.

Hal itu diungkapkan, Renard Ramandei kakak kandung korban Yelimus Ramandei serta kakak sepupu Hans Saftia kepada wartawan, Rabu (21/4)kemarin di Abepura.

Menurut Renard, bahwa sejak kematian korban keluarga hanya menerima surat kematian serta peti jenasa dari pihak perusahan tanpa ada penjelasan mengapa sampai korban meninggal, apa penyebabnya serta korban bekerja sebagai apa sampai ia dibunuh.

Selama ini, kata Renard, keluarga hanya tahu kalau korban berangkat ke Puncak Jaya mengikuti perusahan untuk bekerja pembangunan jalan, namun keluarga korban tidak mengetahui korban bekerja sebagai apa pada perusahan tersebut. Tiba-tiba mendengar kabar kalau kedua korban meninggal dunia ditembak orang tak dikenal, keluarga bingung dan terpukul.

Namun sebelumnya kata Renard, bahwa keluarga korban Yelimus Ramandei mendapat informasi kalau korban kadang berperan sebagai kurir atau penghubung antara gerembolan bersenjata dengan pihak perusahan.

Namun ketika diterima informasi bahwa Yelimus meninggal ditembak orang tak dikenal, sehingga membuat keluarga bingung.

� Kami dari keluarga korban mendengar isu dari sebagian orang bahwa pelaku adalah TPN/OPM sedangkan isu dari sebagian orang yang bilang bahwa pelaku penembakan tersebut bukan TPM/OPM tetapi oknum aparat keamanan sehingga perlu di pertanyakan siapa pelakunya,� katanya.

Lebih jauh dijelaskan, sebelum korban ditembak mati, korban Yelimus Ramandei sempat mengirim fotonya melalui MMS kepada istrinya di Jayapura pada tanggal 11 April yang lalu, ujar Renard.

Dimana foto yang dikirim korban adalah foto korban bersama empat orang grombolan bersenjata dan dalam foto itu korban dan empat orang tersebut saling berpelukan seperti teman akrap. Sehingga keluarga tidak percaya kalau yang melakukan penembakan terhadap korban dalam anggota TPN/OPM.

Terkait dengan santunan kepada korban, Renard berkata keluarga korban telah menerima uang dari perusahan sebesar Rp 80 juta untuk satu korban sehingga untuk kedua korban perusahaan telah memberikan Rp160 juta yang di terima oleh keluarga.

Disampaikan bahwa ketika perusahan menyerakan uang kepada keluarga, perusaan mengatakan kalau uang tersebut adalah uang sumbangan dari perusahan dan Pemda setempat. Namun demikian pihak keluarga menyesalkan perusahaan yang tidak menjelaskan uang yang diserahkan tersebut untuk apa, apakah sebagai uang santuan, apakah sebagai uang jasa, atau uang kematian.

� Keluarga korban tidak menyalakan siap-siap dibalik peristiwa tersebut serta tidak menuduh siapa pelakunya, namun keluarga korban menilai kematian kedua korban misteri dan perlu dipertanyakan,� tutur Renard

Renard selaku keluarga korban berharap kepada Pemda setempat untuk menggungkap kasus pemembakan di daerah tersebut karena bukan hanya sekali tetapi sudah berulang-ulang kali terjadi.

Renard menambahkan bahwa agar penembakan di tempat tersebut tidak terulang lagi dan memakan korban kedepan lagi Pemda setempat harus mencari akar persoalan penyebab penembakan di tempat tersebut, kalau pelaku penembakan tersebut oknum aparat keamanan mengapa mereka lakukan itu, dan kalau pelaku penembakan itu adalah OPM apa maunya mereka.

� Hal itu merupakan tugas yang berat bagi Pemda setempat, tetapi Pemda harus mampu melakukan hal tersebut agar tidak ada lagi korban berjatuhan kedepannya,� ungkap Renard.[eka]

Kamis, 22 April 2010 00:00
Ditulis oleh Eka/Papua



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Ads Banner

 

Resources

Site Info

My Blog List

About this blog

Followers

Papua Posts Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template